Rabu, 24 Februari 2010

Teori Motivasi Moslow

Dr Abraham Maslow 's artikel "A Theory of Human Motivation" muncul dalam isu 1943 Psychological Review, yang diperluas lebih lanjut dalam bukunya: Menuju Psikologi Berada Pada artikel ini, Abraham H. Maslow (kadang-kadang salah eja "Maslow ") mencoba untuk merumuskan kerangka dasar dari motivasi manusia dan berdasarkan pengalaman klinis nya dengan manusia, bukan teori-teori psikologi sebelum zaman-Nya dari penulis seperti Freud dan BF Skinner, yang sebagian besar didasarkan pada teori atau perilaku binatang. Dari ini teori motivasi, pemimpin modern dan eksekutif manajer menemukan cara motivasi untuk tujuan motivasi karyawan dan manajemen tenaga kerja. Abraham Maslow dalam buku Motivation and Personality (1954), secara resmi memperkenalkan Hierarki Kebutuhan[1].

Dasar Abraham Maslow Hirarki Kebutuhan Teori adalah bahwa orang termotivasi oleh kebutuhan yang tidak puas, dan bahwa beberapa faktor-faktor yang lebih rendah harus dipenuhi agar kebutuhan yang lebih tinggi harus diakui sebagai yang tak terpenuhi. Maslow mengidentifikasi kebutuhan kategori umum (kelangsungan hidup, fisiologis, cinta, keselamatan, dan penghargaan) yang harus dipenuhi agar seseorang untuk bertindak dengan cara yang tidak mementingkan diri sendiri. Kebutuhan-kebutuhan ini disebut sebagai "kekurangan kebutuhan." Sementara kita termotivasi untuk memenuhi kebutuhan ini, kita maju ke arah pertumbuhan dan, akhirnya, aktualisasi diri. Ini adalah yang sehat, bagian dari kehidupan normal untuk berusaha untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Sementara, di lain pihak, pencegahan kepuasan ini dapat membuat orang sakit atau bahkan bertindak dengan cara yang jahat.

Akibatnya, untuk motivasi kerja yang memadai, adalah penting bahwa kepemimpinan memahami kebutuhan aktif aktif untuk setiap karyawan motivasi. Dengan cara ini, model piramida Maslow menunjukkan bahwa fundamental, orde lebih rendah kebutuhan seperti fisiologis keselamatan dan persyaratan harus dipenuhi dalam rangka mengejar tingkat yang lebih tinggi motivator di sepanjang garis pemenuhan diri. Seperti yang digambarkan dalam diagram hirarki berikut ini, kadang-kadang disebut "Kebutuhan Maslow Piramida ', setelah harus puas berhenti bertindak sebagai motivator dan kebutuhan berikutnya mulai satu peringkat lebih tinggi untuk memotivasi[2].

Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sebagai berikut[3]:

1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi pegawai, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.

2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.

3. Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.

4. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.

5. Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi[4].



[1] http://www.envision.com, Abraham Maslow Hirarki Kebutuhan Teori.

[3] http://rajapresentasi.com, Teori Hirarki Motivasi Dari Abraham Moslow.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar